spot_img
Sabtu, Mei 17, 2025

Sukses Kembangkan Usaha Dengan Pendampingan PT PKT, Ini Cerita Asmah Pemilik Ma’rifah Herbal

- Advertisement -

BONTANG– Kiprah Asma perempuan sukses membangun lapangan kerja untuk masyarakat sekitar dari hasil usaha Ma’rifah Herbal.

Diusia 49 tahun, tekat Asma semakin bulat untuk membangun industri herbal Tanaman Obat Keluarga (Toga).

Pada 2013 silam, ibu satu orang anak ini memiliki hobi menanam sayuran. Belajar secara otodidak tanaman sayuran yang ia rawat tumbuh dan berhasil panen di samping rumah miliknya.

Maksud dan tujuan menekuni dunia pertanian sebagai bahan persiapan dimana suami Asma yang bekerja sebagai karyawan akan memasuki masa pensiun.

Ternyata hobi Asma dilirik salah satu perusahaan besar. Pada akhir 2016 lalu, utusan perusahaan datang ke rumahnya yang berada di Kelurahan Loktuan RT 11.

Dalam kunjungannya PT PKT menawarkan mitra binaan untuk mengembangkan potensi keahliannya di bidang pertanian.

Setelah resmi bermitra pada 2017, Asmah langsung mengajak para tetangganya untuk menekuni tanaman herbal dengan memanfaatkan banyak tumbuhan.

Bersama dengan rekannya sebanyak 9 orang belajar pengelolaan herbal dari hasil Toga pada 2018 ke Bogor Jawa Barat.

PKT Fasilitasi Pengembangan UMK Bontang Melalui Khatulistiwa Expo 2022

Setahun berselang produk minyak gosok dari tanaman herbal berhasil mendapat sertifikat layak edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Usaha yang dirintis bersama dengan PT PKT sejak 6 tahun lalu ternyata berbuah manis. Berbekal resep keluarga meracik tanaman obat menjadi herbal.

Pekerja didominasi oleh perempuan yang juga sebagai IRT. Mendapat pendampingan PT PKT Asma kian serius mengelola tanaman herbal menjadi obat alternatif masyarakat.

Produk turunan berbagai jenis minyak herbal, seperti minyak urut, minyak kemiri, teh herbal, lulur tradisional bisa dibuat. Ada lagi bibit toga yang bisa dimanfaatkan sebagai wadah belajar dunia pendidikan baik Bontang ataupun luar daerah.

Selain itu ada juga unit usaha katering makanan, cafe, dan spa atau perawatan herbal.

“Makrifah herbal yang saya buat ini tidak terlepas dari hobi dan bertujuan membuka lapangan kerja bagi masyarakat. Total ada 26 anggota yang ikut mencari rejeki disini,” kata Asma, Rabu (29/6/2022).

Omzet yang didapat dari rintisan usaha taman Toga bisa membawa dirinya dan suami ke Tanah Suci Makkah. Selain itu, juga bisa melebarkan tempat pembibitan dengan membeli tanah dengan harga Rp 150 Juta.

Di atas tanah 10 kali 27 meter persegi berhasil didapat dengan jerih payah pengembangan tanaman herbal. Sementara untuk bangunannya difasilitasi oleh PT PKT dari program CSR mereka.

Setiap penghasilan penjualan produk. Setiap pekerja dibayar sesuai bidang dan bobot kerja masing-masing. Artinya, mereka bisa memilih sendiri keahlian apa yang dimiliki. Dari proses penanaman, produksi, marketing dan lain-lain.

“Alhamdulillah, bisa berkembang pesat. Inilah jerih payah kami team kerja Ma’rifah Herbal,” sambungnya.

Selain minyak, Asma dan rekannya merambah bisnis minuman herbal. Dari situ, pengembangan dunia usaha mereka semakin bertambah. Bahkan banyak permintaan yang hadir setelah mencoba sampling minuman mereka.

Buah hasil jerih payah mereka, Ma’rifah Herbal diberikan berbagai macam penghargaan. Misalnya, pada 2020 lalu, Makrifah Herbal menerima penghargaan Produktivitas Siddhakarya oleh Gubernur Kalimantan Timur.

Setahun berselang ada juga penghargaan yang berhasil didapatkan. Penghargaan Paramakarya dari Kementerian Ketenagakerjaan yang diberikan langsung oleh Wakil Presiden RI pada tahun 2021 lalu.

Target ke depan produk Ma’rifah Herbal bisa dipasarkan ke seluruh apotek. Saat ini sedang berproses untuk memajang hasil produk di apotek Kimia Farma.

“Cukup banyak penghargaan yang didapat. Target kedepannya produk masuk ke apotek,” tuturnya.

Saat ini sekiranya ada 1.000 konsumen yang tersebar di lebih dari 32 kota di seluruh Indonesia yang merasakan produk dari Ma’rifah Herbal.

Mulai dari Sumatera, Maluku, hingga Papua. Kini, usaha berskala rumahan yang dirintisnya itu telah menghasilkan omset tahunan hingga ratusan juta.

“Bahkan sudah sampai ke Arab Saudi untuk dipasarkan. Semoga bisa kian berkembang pesat,” harapnya.

Lebih lanjut, Asma juga telah mendirikan Lembaga Pelatihan Kerja Borneo Skill Sinergy dan Lembaga Kursus dan Pelatihan Bontang Herbal Course bagi masyarakat yang ingin mengetahui lebih lanjut mengenai bisnis toga dan herbal.

“Semua sektor peluang kita coba dan bisa dilakukan secara kolektif,” ungkapnya.

Dapat Dukungan Pemkot Bontang Dari Pendampingan Menjadi Mandiri.

Wakil Wali Kota Bontang Najirah merasa terbantu sekali dengan hadirnya program CSR dari PT PKT. Apalagi, fokus dalam pengembangan usaha dari yang sebelumnya kemitraan menjadi mandiri.

Dari situlah parameter keberhasilan program CSR dapat dinilai. Kemampuan masyarakat Kota Bontang juga tentu kreatif dalam meningkatkan potensi usaha.

“Saya kira peran CSR PT PKT dalam membantu mintra-mintra dampingannya berhasil. Tentu juga dapat dilihat sejauh mana mereka mandiri mulai dari produksi, pemasaran, dan pengembangan usaha yang dibuat,” kata Najirah.

Belum lagi, setiap ada tamu baik itu dari pemerintah ataupun perusahaan. Mereka selalu diajak berkeliling untuk menjajaki hasil produk UMKM yang juga merupakan hasil binaan CSR perusahaan.

Artinya, dapat membaca peluang bisnis yang tentunya mendapat keunggulan tersendiri dan mudah dipasarkan baik itu khusus didalam kota maupun luar daerah.

“Perusahaan punya kewajiban tanggung jawab sosial bagi masyarakat. Jadi selama ini sangat mendukung dan berbuat baik kepada masyarakat,” pungkasnya.

Berita Terkait
- Advertisment -

Most Popular