
Penulis : Antonius Perada Nama
KALTIMNUSANTARA.COM- Marhaenisme adalah teori yang menghendaki susunan masyarakat dan negara yang didalam segala halnya menghendaki keselamatan kaum Marhaen.
.
Lalu siapakah sosok kaum marhaen? Berbagai referensi menjelaskan bahwa kaum marhaen ialah seluruh golongan rakyat kecil yang dimaksud ialah petani dan buruh (proletar) yang hidupnya selalu dalam cengkeraman orang-orang kaya dan penguasa, Borjuis atau Kapitalis.
.
Marhaen meliputi unsur-unsur tani, buruh-tani, pedagang kecil yang melarat, dan semua kaum melarat lainnya yang dimelaratkan oleh sistem/stelsel kapitalisme-kolonialisme dan feodalisme.
.
Marhaenis, adalah penganut ajaran Marhaenisme yang berjuang menurut petunjuk ajaran-ajaran Marhaenisme, berjuang dengan bersama-sama/mengorganisir berjuta-juta kaum marhaen yang tersebar di seluruh tanah airair Indonesia.
.
Marhaenis dengan menggunakan pisau analisa Marhanisme, dapat menentukan sikap dengan terlebih dahulu memilih siapa kawan dan siapa lawan. Marhaenisme adalah kesimpulan dari penelaahan terhadap kondisi masyarakat Indonesia.
.
Konsep dasar berpikir marhenisme mengikuti sejarah masyarakat berkembang terus dari suatu thesa (keadaan) ke thesa (keadaan) berikutnya, sampai pada thesa yang terakhir. Gerakann ini di kenal kenal sebagai “DIALEKTIKA” (Thesa-Antithesa-Synthesa).
.
Dari teori di atas dapat dianalisa keadaan masyarakat Indonesia. Ketika kolonialisme Belanda menguasai maka posisinya adalah sebagai establishment. Ia menguasai suatu thesa/keadaan (penjajahan) dan menjadi suatu stelsel/ sistem kapitalisme-kolonialisme.
.
Pada saat yang bersamaan, disitu telah terdapat pula elemen perubahan,- yakni masyarakat Indonesia yang tidak puas dengan keadaan. Semula kekuatan perubahan ini bersifat latent, setelah kekuatan ini berhasil diungkapkan – maka menjadi kekuatan riil untuk merubah keadaan.
.
Cara pengungkapan kekuatan latent menjadi kekuatan riil itulah yang kemudian dirumuskan sebagai asa/teori perjuangan didalam buku Mencapai Indonesia Merdeka
.
Teori atau asas perjuangan disebutkan antara lain meliputi : self-help, self-relience, non kooperatip, machtvorming, machtanwending, massa aksi, revolusioner (radikalisme gerakan).
.
Setelah terjadi perubahan (kemerdekaan Indonesia) dan elemen perubahan berubah menjadi elemen establishment dan telah menguasai keadaan maka dibutuhkan teori-teori atau asas untuk menyusun sistem/stelsel kemasyarakatan. Dari hasil telaah yang mendalam ditemukan teori politik yang merupakan jawaban (antithesa) dari keadaan (thesa) yang ada.
.
Rakyat berada pada elemen perubahan karena rakyat merupakan bagian masyarakat yang menderita akibat satu sistem/stelsel yang dipertahankan oleh elemen establishment. Proses perubahan tersebut merupakan keharusan sejarah, hukum alam, dan mesti terjadi. Marhaenis wajib menghendaki perbaikan nasib rakyat, berpihak kepada rakyat dan berpihak kepada perubahan yang memperbaiki nasib rakyat.
.
Bung Karno dengan pisau analisanya mencoba menelaah keadaan yang terjadi atas bangsanya dan dilihatnya elemen establishment (kolonialisme Belanda) dan elemen perubahan (Marhaen yang menderita) maka tercetuslah ajaran ajarannya yang menghendaki perubahan dengan jalan “merdeka sekarang juga”.
.
Dengan kemerdekaan nasional (sebagai jembatan emas) akan diperbaikilah nasib Marhaen yang menderita.
.
Peribadi ku sebagai kader organisasi yang menganut asas perjuangan Marhaenisme merasakan apa dan mengapa tentang marhaenisme, maka masalahnya adalah penarikan relevansinya pada saat ini. Dengan kata lain, untuk apakah marhaenisme?Jawabannya adalah sangat sederhana “Untuk Berjuang”.
Konotasi berjuang adalah berarti memperjuangkan nasib rakyat. Terlebih dahulu mengkaji dan menelaah masalah kekinian untuk kemudian mengambil sikap. Kalau kesimpulan kita adalah penderitaan maka masalah berikutnya adalah: mengapa mereka menderita? apa penyebabnya? Siapa Penyebabnya?, dan sebagainya.
.
Berdaulat dalam bidang politik.
Berdikari dalam bidang ekonomi.
Berkepribadian dalam kebudayaan.
.
Trisakti merupakan tolok ukur untuk menilai kemerdekaan. Dinamakan merdeka apabila ketiga hal tersebut telah dipenuhi, atau setidaknya dalam proses menuju kesana. Dikatakan bahwa kemerdekaan adalah sekedar “Jembatan Emas”. Diseberang jembatan itu kita bangun Sosialisme Indonesia, kita bangun Indonesia yang “gemah ripah lohjinawi”.
.
Bung Karno menjelaskan bahwa tanpa melalui fase kapitalisme kita dapat mencapai Sosialisme Indonesia. Teori ini kemudian disebut dengan “fase Sprong Teory”. Dengan pentahapan revolusi, maka dengan meloncati fase kapitalisme kita dapat langsung menuju sosialisme.
.
Menyatukan tafsir ideologi.
Menghilangkan cara berpikir dogmatis.
Menggunakan kreasi-kreasi gerakan dengan satu tujuan dengan satu langkah. Merdeka !!!